KESEHATAN REPRODUKSI DINILAI PENTING UNTUK REMAJA

KESEHATAN REPRODUKSI DINILAI PENTING UNTUK REMAJA

OLEH : MAHASISWA AKBID PETRO MANDAU HUSADA ANGKATAN 1

Seorang pelajar SMP dilaporkan telah mencabuli tujuh balita yang masih tetangganya sendiri. Bunga 18 tahun menagis ketika mengetahui bahwa ia tidak menstruasi selam dua bulan dikarenakan hamil dari tes urin yang positif. Gadis itu bertambah bingung ketika ia harus meminta pertanggungjawaban kepada pemuda yang telah menghamilinya yang sekarang tidak dapat dihubungi lagi.

Kedua kasus diatas adalah sekelumit realita seksualitas yang banyak terjadi di masyarakat kita. Kejadiannya yang seperti gunung es, yang terlihat hanya sebagian namun banyak sekali kasus – kasus yang belum terungkap. Kita memang harus menyadari era globalisasi ini dapat membawa dampak negatif bagi remaja, membawa perubahan pada perilaku seksual pada kaum remaja dan makin maraknya kasus – kasus yang berhubungan dengan perilaku menyimpang seksual pada remaja. Kita harus berusaha untuk mencegah agar tidak makin banyaknya korban kekerasan dalam seksual maupun korban “free sex” di lingkungan masyarakat.

Kasus pertama memberi gambaran kepada kita bahw makin merosotnya moral dikalangan remaja kita. Mereka dengan tidak bertanggunga jawab menggunakan kemajuaqn teknologi internet untuk mengakses film – film dan situs gambar – gambar porno, apalagi sekarang ditambah banyaknya majalah – majalah porno yang dapat dibeli di agen koran dengan mudah. Masa peralihan remaja adalah waktu yang sangat rawan dalam perkembangan jiwa dan jati diri. Jika tidak diawasi dengan seksama dapat dengan mudah terpengaruh lingkungan yang buruk. Moral yang tidak terbentuk dengan baik dapat membuat mereka tidak dapat mengontrol tingkah laku mereka sendiri.

Kasus kedua memberi gambaran kepada kita, makin banyaknya cara berpacaran yang “kebablasan”. Mereka tanpa pikir panjang melakukan hubungan seksual diluar nikah. Mereka tidak menyadari bahwa hubungan seksual yang pertama dapat menyebabkan kehamilan, karena dimungkinkan pada saat itu wanita sedang dalam masa subur. Akibat lainnya adalah kehamilan yang tidak diinginkan yang mendorong mereka untuk melakukan aborsi dengan cara apapun, dari minum obat – obatan, jamu – jamuan dan pergi minta bantuan dukun. Banyak risiko yang terjadi akibat tindakan aborsi yang sembarangan misal oleh dukun seperti endometritis, infeksi genitalia, ca cervix yang paling parah adalah pendarahan yang mengakibatkan yang mengakibatkan kematian. Sebaiknya aborsi dilakukan oleh dokter ahli kandungan dengan tindakan medis yang benar dan steril sehingga dapat menyelamatkan jiwa ibu. Namun, tindakan aborsi itu dilakukan hanya jika terdapat indikasi yang mengancam jiwa ibu, misalnya penyakit dalam kehamilan dan gangguan kejiwaan.

Salah satu aktor penyebabnya adalah minimnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Sehingga banyak remaja yang mencari informasi dengan cara yang salah. Pendidikan seksualitas yang hingga saat ini masih dianggap tabu membuat orang tua maupun sekolah “enggan” untuk menyinggung masalah kesehatan reproduksi remaja ini. Padahal sebenarnya pendidikan kesehatan reproduksi sangat penting untuk diajarkan kepada pelajar SMP, SMA maupun mahasiswa, dilihat makin berubahnya perilaku seksual remaja dari tahun ke tahun. Pendidikan kesehatan reproduksi memberikan pengertian kepada remaja tentang anatomi, isiologi, dan fungsi dari alat reproduksi perempuan dan laki – laki. Kesehatan reproduksi juga menjelaskan tentang perubahan – perubahan seksual primer maupun sekunder pada masa pubertas, perubahan fisik yang menunjukan kekhasan tubuh perempuan dan laki – laki merupakan tanda seksual sekunder pada remaja. Seksual primer ditunjukan dengan berfungsinya alat – alat reproduksi pada perempuan dan laki – laki. Perempuan mengalami menarche dan laki – laki mengalami “mimpi basah”.

2 Tanggapan

  1. TinGkatkan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja,,karena masiH banyak di kalangan remaja yang belom mngerti banyak tentang kesehatan reproduksi remaja

Tinggalkan komentar